Penulis : : Andar Indra Sastra dan Asril
ISBN : 978-623-0276-84-2
Tahun Terbit : 2023
Ukuran Buku : 15.5×23 cm
Jumlah Halaman : xvi+105 hlm
Tabut, Tabot, dan Tabuik memiliki kaitan erat dengan berbagai kisah dan peristiwa bersejarah, salah satunya adalah penyemangat bagi kaum Bani Israel. Tabut adalah sebuah peti kayu yang berisi dua keping batu yang tertulis sepuluh perintah Allah yang diberikan kepada Nabi Musa di Gurun Sinai. Peti ini dilapisi emas dan dihiasi dengan dua kerubin emas di kedua ujungnya, serta dianggap sebagai lambang janji Allah untuk menyertai Bani Israel. Tabut ini diletakkan di tempat yang paling suci dalam Bait Allah dan dikenal dengan sebutan Tabut Perjanjian karena peranannya sebagai simbol kesetiaan umat kepada firman Allah.
Di sisi lain, Tabot dan Tabuik berhubungan dengan tragedi besar yang menimpa Husein ibn Ali, cucu Nabi Muhammad saw, yang dibunuh oleh tentara Yazid bin Umaiyah di Padang Karbela pada bulan Muharram. Peristiwa ini menjadi salah satu momen penting dalam sejarah Islam, khususnya bagi kaum Syi’ah. Setiap tahunnya, tragedi tersebut diperingati oleh umat Syi’ah, tidak hanya di Irak dan Iran, tetapi juga di beberapa negara seperti Pakistan, India, dan Thailand. Peringatan tersebut mengingatkan akan perjuangan dan kesetiaan Husein terhadap ajaran Islam, yang menginspirasi banyak orang hingga kini.
Di Indonesia, tepatnya di Pantai Barat Sumatera, terutama di Bengkulu dan Pariaman, Sumatera Barat, peringatan tragedi Karbela diwujudkan dalam bentuk upacara ritual yang dikenal sebagai Tabot dan Tabuik. Prosesi tersebut diiringi oleh musik khas tabot dan tabuik, yang dikenal dengan sebutan beruji dol dan gandang tasa. Ritual ini menjadi bagian penting dari budaya masyarakat setempat, sebagai bentuk penghormatan terhadap peristiwa bersejarah tersebut. Buku referensi ini hadir untuk memberikan pemahaman lebih dalam tentang tabut, tabot, dan tabuik, serta relevansinya dalam berbagai perspektif budaya dan sejarah.